Jumat malam itu, aku berencana untuk kumpul-kumpul bersama teman kampusku untuk bertemu teman dan membahas acara sosial aku dan teman-temanku. Salah seorang dari kami ada yang berstatus mahasiswa S2 di Malaysia, kebetulan dia lagi ada di Jakarta saat itu. Panggil saja Fawwaz. Dia datang sehari sebelum itu, dan bukan kebetulan di waktu yang sama dengan wanita yang kusuka.
Sore itu, aku mendapat sms dari teman dekat, seorang perempuan, panggil saja Ira. Dia memberitahu kalau dia berangkat terlalu cepat dan meminta bertemu dengan aku. Baiklah aku ikuti keinginan dia, maklum rumah nya jauh dan aku iba kalau dia menunggu sendiri. Aku ajak lah dia makan di sebuah tempat yang terkenal akan jus strawberry nya. Tidak ada perbincangan spesial hingga kami menuju meeting point dengan teman-teman yang lain, sebuah kafe di wilayah Pondok Indah.
Dalam perjalanan, dia sempat menanyakan bagaimana kelanjutan cerita aku dengan wanita itu. Iya, Ira jadi salah satu temanku yang tahu bahwa aku mempunyai ketertarikan pada wanita berjilbab itu. Aku menjawab dengan santai, “Kemarin dia pulang Ra” dan dilanjutkan dengan tanggapan dari Ira, “wah senang dong lo, kok kemarin ga jemput?”. Rupanya dia lupa, bahwa kemarin kita melakukan survey ke tempat panti asuhan bersama-sama.
Obrolan ringan pun berlanjut sampai di pelataran parkir kafe tersebut dan terhenti karena bunyi pesan di smartphone ku. Ada pesan dari MSN rupanya. Ketika aku lihat, tertulis alamat email dari wanita itu dengan pesan “Hallo cowo”. Aku kaget bercampur senang, sambil berkata “Panjang umur nih cewe Ra” dan disambut oleh tertawa renyah dengan kalimat “jodoh tuh kali”.
Aku pun membalas pesan dari wanita itu sambil jalan menuju ke dalam kafe, “Hallo juga cewe”. Aku yang sudah tiba di kafe pun sedikit kehilangan konsentrasi dan melupakan Fawwaz yang harusnya sebagai main topic ku karena sibuk balas membalas pesan dari wanita itu. Oooh dunia rasa milik dua, mungkin angin akan berkata seperti itu bila aku mendengarnya.
Aktivitas itu terpaksa berhenti karena wanita itu harus melatih paduan suara bersama ibunya untuk acara syukuran di hari esok. Keluarga wanita itu rupanya membuat acara menyambut kepulangan wanita itu, dan aku menjadi salah satu undangan. Hatiku kaget. Saat itu juga, aku langsung menanyakan pendapat kepada Ira. Berbagai macam saran keluar melalui messenger di smartphone kami bersamaan dengan berjuta kebingungan di jiwa ku.
Kurasa wajar bila aku bingung, karena ketika aku bertanya kepada wanita itu siapa saja yang diundang, dia hanya menjawab keluarga, tetangga , dan beberapa sahabatnya. Lalu aku? Dimana posisi aku? Hatiku menduga-duga, mungkin Ia sudah menganggap ku lebih dari seorang teman biasa tapi di masih dibawah sahabat. Perasaan geer pun hinggap. Namun mendadak pudar ketika dia bertanya, “Ki, kalo ada caca, lo gpp kan?? Oiya kalo lo bingung ato males, gw gpp kok kalo lo ga dtg’’. Iya, dia menyebut nama perempuan yang pernah hadir sejenak dalam hidupku. Mendadak aku bingung akan dua kalimatnya itu. Tapi aku tetap akan niatku untuk tetap datang.
Selesai mandi, ragu kembali hinggap. Iseng-iseng berhadiah, aku mencoba menghubungi teman SMP ku yang berdomisili dekat dengan wanita pujaan ku itu. Aku meminta dia untuk menemaniku dan berhasil. Aku pergi kesana membawa teman. Eh tapi keraguan itu kembali datang. Mau bertemu dengan wanita yang aku suka, tapi kenapa perginya membawa teman perempuan. Huff. Tanggapan yang sama juga diiyakan oleh Anti, panggilan teman SMP ku itu. Tapi biarlah. Nanti aku akan jelaskan kepada wanita itu siapa Anti.
Masuk komplek perumahan wanita itu, aku semakin deg-degan. Karena sudah mendapat sms dari wanita itu yang menanyakan posisiku dimana dan aku nyasar. Akhirnya setelah berputar-putar, aku bertanya kepada satpam, “Pak Jalan Cucur Barat 7 mana ya?”.
Satpam itu merespon, “Nomer berapa mas?”.
“Nomer 8”, sahut ku
Satpam itu dengan antusias menjawab
“Oooh rumah nya Pak Erwin ya, lagi ada acara tuh. Gang kedua belok kanan mas. Parkir aja disitu” . Jawab satpam sambil menunjuk ke arah sisi rumah.
Sepertinya, ayah dari wanita itu cukup terkenal dan acara nya bisa dibilang cukup besar. Dan ternyata benar dugaanku. Terdapat tenda. Aku pun memarkirkan mobil aku ditempat yang disarankan oleh satpam. Tak lupa mensemprotkan Acqua Di Gio ke bajuku terlebih dulu sebelum turun. Aku dan Anti pun turun. Aku kaget begitu melihat wanita itu. Lama tak jumpa ternyta dia lebih kurus dari terakhir kali aku melihatnya.
Chit-chat ringan diantara kita pun terjadi untuk pertama kalinya yang dilanjutkan dengan memperkenalkan aku dengan orang tua nya. Aku kaget, ternyta orang tua nya begitu easy going untuk ukuran orang tua. Cerita, makan dan aku tutup dengan ajakan jalan di beberapa hari kedepan. Dia pun mengangguk dan kami pun mengatur waktu first date kami, begitulah aku menyebutnya. Ketika aku mau pamit, dia mengajak aku melihat lantai atas rumah nya yang baru saja di renovasi tapi aku mengurungkan niat itu.
Aku pun pulang dari rumahnya menuju destinasi ku yang lain. Teman kampus ku mulai menuai curiga. Aku datang agak larut dan setelan agak rapih ditambah muka yang murah senyum. Apalagi, aku dan wanita itu sempat melanjutkan komunikasi dengan mengirim dan membalas pesan singkat lewat HP. Dia mengucapkan terima kasih diiringi info bahwa pria masa lalu nya tidak datang. 1-0 untuk aku, begitu pikirku.
Aku sangat mensyukuri keputusan aku untuk datang sabtu itu.