27 November 2009

Sembelihlah Sifat Kambing Yang Ada Pada Diri Kita

Saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha. Hari ini merupakan momen yang baik karena ini adalah hari Qurban. Idul Adha adalah hari menyembelih binatang kurban. Hampir semua Muslim tahu tentang itu. Namun, kali ini, saya tidak akan membahas tata cara penyembelihan hewan kurban.

Disamping menyembelih hewan kurban, Idul Adha dijadikan alat untuk mengingat bahwa kita harus menyembelih sifat kambing yang ada dalam sifat kebinatangan manusia. Ya, manusia adalah binatang yang berpikir, begitulah beberapa Orang Bijak mendeskripsikan. Hanya saja, yang membedakan, manusia memiliki kemampuan nalar dan bahasa. Sedangkan, binatang yang lain tidak memiliki kemampuan bahasa dan nalar.

Balik ke topik, Apa yang dimaksud dengan sifat kambing yang menempel dalam diri manusia?

Manusia berwatak kambing adalah manusia tanpa tuntutan, pingin maunya sendiri. Menjadi anak buah, senangnya hanya mendemo; menjelek-jelekkan; dan jika bisa, melengserkan. Tetapi, jika giliran menjadi pemimpin, ujungnya sama saja; korupsi, manipulasi, kolusi, dan berbagai si si si lainnya. Kambing juga sulit dikendalikan. Kalau disuruh jalan sendiri, arahnya tak karuan arah. Ketika dituntun dari depan mereka tak mau jalan. Sementara itu, jika dituntun dari belakang, mereka malah belok ke kanan atau kiri. Lebih dari itu, jika melihat betina lain, mereka selalu ingin menjadikannya 'istri'. Begitu pula jika ada makanan, kambing tega menyerang yang lain agar tak kebagian.

Allah sebenarnya bukan menyuruh Nabi Ibrahim menyembelih anaknya, Ismail. Tetapi, bermaksud mengajari manusia agar membunuh sifat-sifat kambing atau binatang, yang ada pada dirinya. Karena itu, ketika pedang hampir mengenai leher Nabi Ismail, Allah menggantinya dengan kambing.

Sedangkan, bagi kita, Belilah kambing yang baik untuk disembelih dan jangan dari uang korupsi atau mencuri. Kemudian, mengambing-hitamkan orang yang diberi sebagai ikut makan uang korupsi atau curian. Tindakan ini justru lebih buruk dari kambing hitam yang "dikambing-hitamkan".

Diintisari dari hasil pengajian PPI Perancis 27.11.2009
http://radiopengajian.com/chat-box/

No comments:

Post a Comment