22 December 2009

NEXT YEAR RESOLUTION

Biasanya, menjelang pergantian tahun, sangat marak pihak-pihak yang menyiapkan resolusi. Sudah sangat wajar, biasanya resolusi itu berupa harapan akan sesuatu yang ingin dicapai di masa mendatang yang sebelumnya gagal dicapai di masa lampau.

Aku dalam membuat resolusi di akhir tahun, biasanya membuat dalam bentuk “wishes” atau harapan. Jumlah nya pun mengikuti jumlah umur aku di tahun mendatang. Hal ini menjadi tradisi dalam diriku sejak aku berumur 18 tahun dan berakhir di tahun 2006. Sejak 2007, aku selalu membuat my big three wishes.

Mungkin terlihat itu sebuah ketakutan bagi diriku bila menetapkan wishes dalam jumlah banyak. Tapi, aku menganggap itu justru sebagai sebuah fokus pada target. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, aku jadi terbiasa untuk lebih memikirkan jangka panjang ketimbang mewujudkan semua wishes-wishes ku yang mayoritas adalah material dan dunia.

Untuk tahun ini, dua dari tiga besar wishes ku sepertinya masih sama seperti tahun sebelumnya. Aku merasa, belum seutuhnya memenuhi target pada tahun sebelumnya. Aku mendelete satu wishes aku di tahun 2009, yaitu berhasil tembus kuliah master di luar negeri.

Dua wishes ku tahun lalu yang masih ku pertahankan adalah meningkatkan volume ibadahku. Saat ini, tantangan ku lebih berat. Lingkungan saat ini sangat berbeda dibandingkan lingkungan di Indonesia. Aku dituntut lebih bertanggung jawab pada diriku sendiri dalam urusan Hablum Minallahu.

Wishes berikutnya, aku sangat ingin diberi kesempatan untuk membahagiakan kedua orangtua ku. Tahun 2009, aku merasa banyak perubahan sikap terhadap orangtua ku, namun sejak aku berhubungan dengan seorang wanita yang menjadi my InsyaAllah, aku rasa itu semua masih jauh dari cukup bahkan bisa disebut kurang. Aku benar-benar berharap, Allah memberikanku kesempatan untuk mewujudkan hal kedua ini.

My last wishes that I want to accomplis is all about my real life. Aku ingin sesegera mungkin menyelesaikan studiku saat ini, meraih pekerjaan dan menabung untuk membahagiakan orangtua dan jenjang kehidupanku berikutnya bersama wanita itu.

Sedikit tapi cukup bermakna bagiku ketimbang aku ingin barang A, lalu aku ingin pergi ke tempat B ataupun hal-hal sejenis lainnya. Masih dalam nuansa Tahun Baru Hijriyah, saatnya semangat hijrah itu aku bawa untuk meneruskan hijrah (pindah) dari masa kelam nan gelap menuju masa cahaya yang terang benderang.

Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, aku ingin segala urusanku untuk mencapai hal tersebut dipermudah.

No comments:

Post a Comment