08 November 2009

SEANDAINYA AKU BISA BERTANYA KEPADA ALLAH SWT


Hari ini, Jumat 6 November 2009. Aku melakukan aktivitas harian ku seperti biasa. Namun hari ini, terasa beda karena aku harus menjalani kelas tambahan. Malam ini, aku pun kembali ke kamar. Seperti biasa, aktivitas rutin kala malam setelah tiba adalah mengganti pakaian dinas alias tidur diiringi dengan menyalakan laptop yang menghubungkan ku akan dunia maya dan kerabat di benua yang letaknya jauh dari tempatku.

Komputer menyala, YM terhubung dan mulai memperhatikan status dari teman-temanku. Kadang, status YM temanku, sedikit banyak menggambarkan mood orang tersebut atau keadaan kota Jakarta. Keadan kota itu yang lebih aku ingin tahu sebelum membuka situs detik.com atau kompas.com.

Dari beberapa nama temanku, ada satu status YM yang cukup menggelitik. Datang dari Gupta Gautama. Dia ini teman dekatku waktu jaman SMP. Sering bercanda barang dan kita mendapat julukan “super-sub” dalam tim sepakbola kami, waktu itu. Temanku ini memasang status YM dengan tulisan “Letter To God”. Lantas aku menggelengkan kepalaku, aneh-aneh saja kelakuan temanku itu. Berdoa dong abis solat. Bisikku dalam hati.

Tapi keanehan itu cukup membuatku berpikir. Sejak pindah ke Perancis, otak dan hatiku menyimpan banyak pertanyaan yang ingin aku ajukan untuk Sang Pencipta. Dari kehidupan bebas negara ini sampai hal kecil lainnya. Aku pun berpikiran, seandainya aku bisa mengirmkan surat kepada Allah. Ah tidak, jangan surat. Karena saat ini, media FB dan YM menjadi jurus ampuh untuk berkomunikasi dengan sesama hambaNya.

Apapun itu, di benakku terbesit banyak pertanyaan yang ingin Tuhanku jawab saat ini. Namun setelah ku berpikir ulang, nampaknya semua pertanyaan itu menjadi tak penting, apalagi yang berhubungan dengan negara ini. Akhirnya, aku justru menemukan sebuah pertanyaan yang sangat ingin dan cukup membuatku penasaran. That question is

“Seandainya, detik ini Allah mencabut nyawaku, aku ingin mengetahui, seberapa besar takaran amal kebaikan dan keburukan. Apabila sudah tau, apakah itu akan membawaku ke surga apa neraka”

Yaa, simple tapi mempunyai arti besar untukku. Kehidupan ini hanya sekali. Aku merupakan hamba Allah yang takut akan neraka dan aku yakin kalau aku masih belum pantas untuk masuk surga. Seandainya pertanyaanku itu bisa dijawab.

Walaupun pertanyaan itu rasanya hanya khayalan, lebih baik aku mengumpulkan modal untuk menuju surga nya Allah. Aku merasa disini, agak sulit mengumpulkan amalan dan bahkan peluang berbuat dosa justru lebih besar, contoh kecil adalah zina mata. Tidak seperti negara asalku, yang sangat mudah untuk mencari amal baik. Aku merasa, sholat berjamaah adalah cara terbaik disini, namun waktu kuliah yang berubah seiring pergesaran waktu, hal itu hanya bisa ku kejar di weekend. Maafkan aku Ya Allah atas pikiranku malam ini. Mudahkan ku untuk mencari RidhoMu. Aku akan berusaha, dan aku mengharapkan ridhoMu.

No comments:

Post a Comment