21 April 2010

100 PERSEN DUNIA,100 PERSEN AKHIRAT

Beberapa waktu yang lalu, saya menyampaikan sebuah nasehat secara live di Radio Pengajian Dot Com. Tidak seperti biasa nya, baru kali ini disaat menyampaikan materi, hati ini benar-benar tersentuh. Karena saat itu saya sedang menjalani final exam, maka saya menyerahkan pencarian materi kepada rekan saya dan tim di radio tersebut. Tema kali itu mengenai keadilan.

Mungkin bila saya menjabarkan isi keseluruhan materi tersbut, akan sangat penuh isi postingan kali ini. Namun saya akan meng-quote bagian yang saya anggap paling menarik. Arahkan bayangan kita kepada alam raya sekitar kita, maka akan kita dapatkan prinsip adil/keseimbangan itu menjadi ciri utama keberlangsungan dunia. Malam dan siang, gelap dan terang, panas dan dingin, basah dan kering, bahkan udara tersusun dalam susunan keseimbangan yang masing-masing fihak tidak ada yang mengambil/mengurangi hak sisi lain.
Tata surya kita, matahari, bumi bulan dan planet lainnya berada dalam jalur/garis edar obyektif yang tidak ada satupun dari tata surya itu merampas jalur fihak lain, jika perampasan fihak lain itu terjadi bisa kita bayangkan bagaimana jadinya alam ini, pasti akan terjadi benturan-benturan yang berarti kebinasaan dan kehancuran.
Keseimbangan kata atau kalimat di dalamnya
A. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya. Beberapa contoh, di antaranya :
* Al-hayah (hidup) dan al-mawt (mati), masing-masing sebanyak 145 kali;
* Al-naf’ (manfaat) dan al-madharrah (mudarat), masing-masing sebanyak 50 kali;
* Al-har (panas) dan al-bard (dingin), masing-masing 4 kali;
* Al-shalihat (kebajikan) dan al-sayyi’at (keburukan), masing-masing 167 kali;
* Al-Thumaninah (kelapangan/ketenangan) dan al-dhiq (kesempitan/kekesalan), masing-masing 13 kali;
* Al-rahbah (cemas/takut) dan al-raghbah (harap/ingin), masing-masing 8 kali;
* Al-kufr (kekufuran) dan al-iman (iman) dalam bentuk definite, masing-masing 17 kali;
* Kufr (kekufuran) dan iman (iman) dalam bentuk indifinite, masing-masing 8 kali;
* Al-shayf (musim panas) dan al-syita’ (musim dingin), masing-masing 1 kali.
B. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya/makna yang dikandungnya.
* Al-harts dan al-zira’ah (membajak/bertani), masing-masing 14 kali;
* Al-’ushb dan al-dhurur (membanggakan diri/angkuh), masing-masing 27 kali;
* Al-dhallun dan al-mawta (orang sesat/mati [jiwanya]), masing-masing 17 kali;
* Al-Qur’an, al-wahyu dan Al-Islam (Al-Quran, wahyu dan Islam), masing-masing 70 kali;
* Al-aql dan al-nur (akal dan cahaya), masing-masing 49 kali;
* Al-jahr dan al-’alaniyah (nyata), masing-masing 16 kali.
C. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada akibatnya.
* Al-infaq (infak) dengan al-ridha (kerelaan), masing-masing 73 kali;
* Al-bukhl (kekikiran) dengan al-hasarah (penyesalan), masing-masing 12 kali;
* Al-kafirun (orang-orang kafir) dengan al-nar/al-ahraq (neraka/ pembakaran), masing-masing 154 kali;
* Al-zakah (zakat/penyucian) dengan al-barakat (kebajikan yang banyak), masing-masing 32 kali;
* Al-fahisyah (kekejian) dengan al-ghadhb (murka), masing-masing 26 kali.
D. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya.
* Al-israf (pemborosan) dengan al-sur’ah (ketergesa-gesaan), masing-masing 23 kali;
* Al-maw’izhah (nasihat/petuah) dengan al-lisan (lidah), masing-masing 25 kali;
* Al-asra (tawanan) dengan al-harb (perang), masing-masing 6 kali;
* Al-salam (kedamaian) dengan al-thayyibat (kebajikan), masing-masing 60 kali.
E. Keseimbangan-keseimbangan khusus.
(1) Kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari dalam setahun. Sedangkan kata hari yang menunjuk kepada bentuk plural (ayyam) atau dua (yawmayni), jumlah keseluruhannya hanya 30, sama dengan jumlah hari dalam sebulan. Disisi lain, kata yang berarti “bulan” (syahr) hanya terdapat 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun.

(2) Al-Quran menjelaskan bahwa langit ada “tujuh”. Penjelasan ini diulanginya sebanyak 7 kali pula, yakni dalam ayat-ayat Al-Baqarah 29, Al-Isra’ 44, Al-Mu’minun 86, Fushshilat 12, Al-Thalaq 12, Al-Mulk 3, dan Nuh 15. Selain itu, penjelasannya tentang terciptanya langit dan bumi dalam enam hari dinyatakan pula dalam 7 ayat.
(3) Kata-kata yang menunjuk kepada utusan Tuhan, baik rasul (rasul), atau nabiyy (nabi), atau basyir (pembawa berita gembira), atau nadzir (pemberi peringatan), keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama nabi, rasul dan pembawa berita tersebut, yakni 518 kali.
(4) Kata lautan (al bahar) disebutkan 32 kali sedangkan kata daratan (al bar) disebutkan 13 kali. Jika di jumlahkan perkataan yang berkaitan tentang “lautan” dan “daratan” adalah 45 perkataan. Seperti pengiraan berikut :
Lautan : 32/45 X 100% = 71.11111111%
Daratan : 13/45 X 100% = 28.88888888%
Kini telah kita ketahui persentase antara “Lautan” dan “Daratan” di dalam dunia ini sebagaimana yang di sebutkan di dalam kitab suci Al Quran.
(5) [Quran 3:59] Sesungguhnya persamaan “Isa” di sisi Allah seperti persamaan “Adam”.Kata “Isa” dan “Adam” sama-sama muncul 25 kali.
(6) [Quran 7:176] Persamaan “anjing” dengan “kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami” adalah : bahwa “kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami” (al-qawmul-ladzi_na kadz-dabu_ bi a_ya_tina_) dipersamakan/ diibaratkan kelakuannya seperti seekor “anjing” (kalb). Jika kamu menghalaunya, ia menjulurkan lidahnya, atau jika kamu membiarkannya, ia menjulurkan lidahnya juga.
“Anjing” (kalb) tertulis 5 kali sebagaimana kata “Kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami” (al-qawmul-ladzi_na kadz-dabu_ bi a_ya_tina_) tertulis 5 kali juga.
(7) [Quran 29:41] Persamaan “orang-orang yang mengambil untuk mereka wali-wali selain daripada Allah” (alladzi_nat-takhadzu_ mindu_nil-laahi), ialah seperti persamaan “laba-laba” (al-’ankabut). Laba-laba (al-’ankabut) tertulis 2 kali, “Orang-orang yang mengambil untuk mereka wali-wali selain daripada Allah” (alladzi_nat-takhadzu_ mindu_nil-laahi) tertulis 2 kali juga.
(8) [Quran 62:5] Persamaan “orang-orang yang dibebankan dengan Taurat”,kemudian mereka tidak memikulnya adalah seperti persamaan “seekor keledai” yang memikul buku-buku yang tebal. “Keledai” (al-himar) dan “orang-orang yang dibebankan dengan taurat” (al-ladzi_na humilut-tawrat) sama-sama muncul di ayat ini, yaitu hitungannya sama-sama satu kali muncul.
-diambil dari beberapa sumber, dibawakan di acara 2R Learn 2A-

I WAS IN THE MIDDLE OF A DREAM

Think happy thoughts. The easiest way to a great smile is to be happy. You can be happy all the time, but not everybody is. Think about someone that you care about, or think about a joke that you just find hilarious.

Smile with your eyes. When we think of smiling, we think of the mouth, but the eyes may actually be more essential to a warm, genuine smile.

Smile are what fill us with delight and bring us back to our good old days. Smile from the one that genius. Genius in love, life and anything.

-lamunan dalam kelas

18 March 2010

on the chair

I’m escaping to the Mediatheque which means Library in common word. Because in my dorm its very narrow and a lil bit messy, the best place for me to study just Library. There is no Strabucks, Black Canyon, Coffe Bean or Gloria Jeans in here. That place I think its a a lil bit better to do some works.


Now, there is no one in front me. Yup, this is lunch time and I dont have to do that. I am on fasting now. Thats why, this afternoon its kinda feel so tired and lil bit gloomy. All the college things, not really good beareucracy for the internship letter and many things. Oh crap. Even last night everything went well in some case, it doesnt mean I feel the same with today.


Its like, a kindergarden student counting how many hours to breakfasting. I do the same thing, but for another thing.


Mediatheque 12.51.

02 March 2010

AMBIGRAM

Saya tidak tahu banyak mengenai seni ambigram, namun cukup kagum akan seni tersebut. Dilihat dari depan maupun belakang, tetap dibaca sama. Thats my name !!

SO, LISTEN TO THE RADIO


Mempunyai pengetahuan agama yang pas-pasan, tidak yakin bisa berceramah karena hati ini justru yang butuh siraman rohani dan setelah mendengar suara sendiri, rasanya suara ini kurang enak didengar (hahahaha baru sadar, namun tetap PD untuk bernyanyi), akhirnya saya dicemplungin kedalam Sahabat Kajian, sebutan untuk pembawa acara atau DJ atau apalah untuk radio pada umumnya namun ini khusus untuk Radio Pengajian Dot Com.

Sebuah radio streaming terbaru karya anak bangsa yang berisi semua hal yang berhubungan dengan kerohanian Islam, dengan motto Pertahankan Iman ditengah Sahara Kehidupan. Radio yang lahir oleh para perantau terasa pas untuk kita yang hidup di negara yang agama Islam bukan merupakan agama mayoritas.

Tentang saya, tidak banyak yang bisa dijabarkan peran di radio ini. Masih belajar dan berusaha mengisi pengetahuan tentang agama. Saya pun nantinya akan mengkaji dan belajar bersama mengenai aqidah. Bismillah.

BANYAK YANG MERASA BISA, TAPI SEDIKIT YANG BISA MERASA

Akhir pekan kemarin, saya menghabiskan waktu bersama rekan-rekan PPI – Rennes berkunjung ke Lanion, sebuah desa di wilayah barat Perancis. Perjalanan ini terasa unik untuk saya, karena tercipta banyak sekali perbincangan yang tak pernah dirancang sebelumnya. Mulai dari hal yang tidak penting menuju hal yang makin tidak penting (hehe). Banyak terjadi pertukaran pikiran. Hal tersebut saya rasa karena saya adalah orang yang termuda kedua diantara yang ada.

Pembicaraan pun beragam, dari hal mengenai agama, nostalgia PPI Rennes masa lalu hingga politik. Hal yang menggelitik untuk saya ketika pembicaraan beranjak ke persoalan politik. Para sesepuh berpendapat, Indonesia bisa berada dalam kondisi baik bila generasi pemimpin sekarang dipangkas alias dibumihanguskan. Karena mereka-mereka itu yang nanti nya secara tidak langsung mengajarkan dan mewariskan permasalahan kepada generasi muda seperti saya.

Terkadang, permasalahan kompleks seperti korupsi dan hal-hal yang terkait dengan negara membuat prihatin dan ada perasaan seperti salah pilih. Komentar saya saat itu, mereka itu wakil rakyat, wakil suara saya dan teman-teman tapi apa mereka bisa merasakan apa yang kita rasakan. Dimata saya, semua orang yang mengaku membela rakyat itu semua tergolong orang yang merasa bisa namun mereka tidak bisa merasa. Iya, saya yakin mereka pasti seolah-olah merasa bisa memperbaiki negara yang kondisi nya compang-camping, namun mereka tidak bisa merasakan kondisi rakyat terutama yang kesulitan untuk hidup sehari-hari.

Pembicaraan pun berlanjut. Namun kejadian yang terjadi siang hari ini waktu Indonesia, kembali mengingatkan saya akan pembicaraan akhir pekan. Gerombolan pria bersetelan jas terlihat mirip dengan pemuda putih abu-abu yang sibuk menunjukkan kehebatannya kepada sesama pelajar namun beda sekolah. Sungguh ironis.

Perihal banyak yang merasa bisa tapi sedikit yang bisa merasa itu sepertinya tidak hanya dalam urusan para petinggi negara itu, namun bisa diartikan untuk banyak hal. Terkadang, kesombongan, rasa angkuh dan kurang nya bersyukur membuat orang berada pada posisi tersebut. Tidak dipungkiri, saya pun dapat dikatakan beberapa kali terperangkap dalam kalimat tersebut.

Yah apapun itu, marilah merubah stigma tersebut menjadi banyak yang merasa bisa (karena yakin akan kemampuannya) dan harus bisa merasa (keadaan lingkungan sekitar).

Memang, perbincangan dengan rekan yang lebih tua akan membuat kita bisa berpikir dari sisi lain.

18 February 2010

LEARN FROM IMPERFECTIONS

Nobody is perfect. Diantara kita pasti akrab dengan pepatah tersebut. Sempurna dalam arti flawless, parfait, perfecto, perfekt, tanpa cacat cela maupun noda dari semua sisi kehidupan sepertinya sedikit mustahil. Seandainya Allah memberi kesempurnaan, apakah kita mampu memegang amanah tersebut?

Kita yang diberi keadaan yang jauh dari sempurna saja sudah bisa bertingkah sombong dan merasa paling keren dan ganteng seantero planet bumi ini. Lalu bagaimana bila diberi kondisi yang almost perfect alias hampir sempurna? Hampir pasti dengan keadaan seperti itu, kita bisa saja berbuat semena-mena atau bahkan menjadi sengsara.


Sebetulnya, keadaan yang paling tepat adalah belajar dari ketidaksempurnaan. Di posisi itu, kita bisa merubah salah ataupun keliru menjadi bener. Merubah kegagalan menjadi sebuah kesuksesan. Karena dari ketidaksempurnaan, kita akan belajar untuk mendekati sempurna dalam arti positif. Iya, belajar. Layaknya manusia berakal, dimanapun kita berada haruslah belajar. Baik dari pengalaman maupun kritik.

Belum ada kata terlambat untuk memulainya. Dan tidak ada batas akhir untuk merasa jadi paling bener. Satu hal yang harus digaris bawahi, karena paling, Maha atau pun ter- sempurna hanyalah milik Allah.

terinspirasi dari kegagalan
Mediatheque ESC Rennes School of Business
18.02.2010 - 15.36

11 February 2010

LONDON DAN TEST ONLINE, DUA HAL BARU DAN BERHARGA

London, London
Ingin ku kesana ...
(The Changcuters – Hijrah Ke London)

Aku yakin, banyak orang Indonesia yang cukup akrab dengan band dan juga lagu tersebut. Penampilan yang nyentrik dan sering muncul di layar kaca membuat nama band tersebut melejit cepat.

Mendadak, lagu tersebut jadi terngiang di pikiranku. Bukan karena ingin kesananya, namun aku cukup antusias ketika aku lolos ke tahap recruitment berikutnya disebuah perusahaan di kota London. Aku berkesempatan melakukan test IQ, psychotest dan semacam test pengetahuan umum secara online. Test tersebut memakan waktu 75 menit.

Iya, karena perusahaan diluar negeri dan juga melakukannya via online. Sebuah pengalaman dahsyat yang sebelumnya tak pernah aku duga. Tanpa aku sadaripun, ketika membaca pengumuman tersebut via email, airmata menetes titik demi titik. Aku tidak pernah berharap atau berpikir akan lolos ke tahap berikut ini. Dan juga, London pun bukan target utama aku. Tapi entah, justru kota London tersebut memberiku kesempatan terlebih dulu ketimbang target utama aku.

Aku tidak berekspektasi lebih untuk hal itu, namun hingga detik aku menulis ini, rasa antusias dan euphoria itu masih muncul. Aku berharap, hal ini membuka kesempatan aku untuk vacancy yang lain dan menambah pengalaman dalam hal test. Aku yakin dan sangat yakin, Allah akan memudahkan jalanku dan memberi jalan yang aku tak pernah duga.

Cezembre 318, 11022010, 22.16

IBADAH DAN/ATAU ILMU

"Carilah ilmu yang tidak mengganggu ibadah, dan carilah ibadah yang yang tidak mengganggu menuntut ilmu kita" (Imam Hasan Al Basri)
Sewaktu di Jakarta, aku pernah mengikuti pengajian yang diisi oleh Ustadz Ihsan Hakim. Beliau termasuk pengisi rutin di tempat tersebut. Karena rutin, pengajian ini menggunakan silabus alias topik nya berhubungan antara hari yang satu dengan berikutnya.

Bulan itu, aku ingat sekali, pembahasannya mengenai Adab Menuntut Ilmu. Kala itu, aku sudah mendapat kepastian akan berangkat ke Perancis untuk mengambil gelar Master namun belum banyak yang mengetahui, hanya segelintir orang saja.

Entah, hal apa yang membuatku membuka file pengajian pada malam ini. Di file tersebut aku menemukan quote seperti yang tertulis diatas. Aku coba telaah dan ingat-ingat lagi materi yang disampaikan waktu itu, namun ternyata ingatan ku tidak sebagus yang aku kira.

Satu hal yang pasti, aku merasakan sebuah keraguan, dilema ataupun inbetween. Dua hal antara ilmu dan ibadah, hal yang saat ini aku rasakan sangat karena ditempat aku ini, kedua hal tersebut sulit untuk berjalan beriringan. Aku pun tidak bisa menyikapi hal tersebut dengan cara yang tepat. Mungkin tepat disini dalam artian tepat menurut agama.

Menurut pengajian yang aku ikuti disini, para penceramah selalu berkata bahwa kita sebagai warga minoritas dan selalu terdesak akan keadaan, sehingga kita bisa melakukan ibadah sholat dengan jama’. Itu salah satu contoh. Namun, bila kembali pada kalimat diatas, berarti proses mencari ilmu itu mengganggu kehidupan ibadah.

Ketika aku menanyakan case yang sama kepada beberapa ustadz kondang yang pernah aku hadiri ta’lim nya. Mereka memberikan pandangan, sesulit apapun, selalu usahakan sholat tepat waktu dan tinggalkan aktivitas keduniawian. Aku sangat setuju dengan ini, tapi berarti secara tak langsung apabila aku usahakan untuk sholat tepat waktu dan tanpa di jama’, itu akan mengganggu proses pencarian ilmu aku disini.

Mungkin, aku harus bertemu langsung dengan Imam Hasan Al-Basri untuk menanyakan penjelasan kalmat beliau dan solusi terbaik darinya.

05 February 2010

BILA SEMUA ORANG MENGETAHUI IBADAH SHOLAT

Kendala hidup di negara yang agama Islam bukan sebagai agama kaum mayoritas kembali terasa. Aku lagi-lagi merasakan sulitnya memperoleh waktu dan tempat untuk beribadah. Jadwal kuliah yang menyambung tanpa henti diiringi workgroup untuk tugas kelompok kembali menjadi kendala. Terlebih, sudah 2 kali berturut aku mengganti Sholat Jumat aku dengan Zuhur. Itupun harus di Jama’ dengan Ashar.

Banyak pihak mengatakan, kita terjebak dalam keadaan. Namun aku selalu berpikiran, mengapa kita kalah dengan aturan buatan manusia. Mencoba mengakali keadaan dengan kecerdasan yang aku miliki namun tetap, di lubuk hati ini merasakan ketidaksempurnaan dalam beribadah. Ibarat kata, kurang afdhal.

Sebuah contoh, aku pernah mencoba “colongan” izin keluar kelas untuk tujuan sholat zuhur tanpa di jama dengan ashar. Keluar dan wudhu di wc yang jelas-jelas tidak ada keran untuk kaki. Sehingga mengakibatkan lantai menjadi becek. Dilanjutkan dengan mecari ruangan kosong. Setelah berkeliling dan akhirnya menemukan ruangan, sholat nya pun dirasa tidak tenang. Simpel, aku masih merasa ragu dan takut dikira aneh bila saja tiba-tiba ada orang non-muslim datang membuka pintu ruangan. Aku yakin nantinya dia akan terheran. Padahal, aku tahu benar bahwa, semua lapisan tanah di bumi ini layak dijadikan tempat sujud. Tinggal menaruh kertas atau kain bersih di bagian muka, Voila kita sudah bisa beribadah.

Memang, disini ada wadah pengajian online. Namun akhir-akhir ini, aku benar-benar butuh sebuah “charger hati” langsung. Duduk sila mendengarkan sang ustadz berceramah dan mengajukan pertanyaan. Bukan hanya berupa mendengar suara dan diiringi dengan kegiatan lain seperti membuka email ato membereskan buku.

Dipikir lebih dalam, beribadah dan beraktifitas di negara Indonesia benar-benar seimbang dalam hal proporsi. Pembagian waktu yang adil dan tersedianya tempat tanpa perlu takut dilihat orang. Berharap suatu saat semua makhluk ciptaan Allah dapat mengerti mengenai ibadah sholat. Aku yakin tidak perlu was-was bila sholat sendirian di ruangan kosong. Dan aku tidak perlu berbohong izin ke wc. Dan pastinya, aku bisa melaksanakan sholat jumat tanpa diganti dengan zuhur bahkan aku pun tidak perlu menjama.

04 February 2010

.

Dear,

Lama juga gw ga nulis beginian. Rasanya aneh bwt seorang cowo, jadi inget masa-masa sd. Gw selalu menganggap hidup ini bagai rollercoaster, persis seperti lagu nya Ronan Keating. Bagi gw, hidup ini kadang di atas dan lalu dalam sekejap dibawah. Penuh dengan kejutan dan kadang membuat hati ini deg-degan. To be honest, Im not a type of person that like a surprise. Ibarat intel, gw pasti selalu berpikiran dan suka menganalisis sesuatu yang akan terjadi dalam hidup dr lingkungan sekitar gw. Sehingga nantinya gw ga akan segitu kagetnya melihat dan merasakan sesuatu yang terjadi. Apa yang gw lakuin dan bagaimana impact nya. Walau gw tau bgt, God works in a misterious way, dimana gw ga akan pernah tau dr mana gw akan menuai hasil dari perbuatan gw.

Tapi nyatanya, ga semua bakat FBI yang gw punya berfungsi dengan baik. Gw bener2 terjebak dalam permainan rollercoaster yang tidak memiliki jalur datar sama sekali. Coba bayangin, jika rollercoaster tersebut mulai diberangkatkan dari posisi dan dibuat menanjak. Setelah melihat ketinggian dan terlena, dalam sejenak kereta tersebut langsung turun bebas tiba2.

That’s life. Gw cuma bisa menjadi pilot bwt kehidupan gw sendiri. Terkadang semua saran yang diberikan terasa klise, tapi emang hal tersebut yang harus dijalani.

ANOTHER PART OF MY COUNTRY




Last weekend, I went to another part of my city. It called by BURZT. One thing that makes me amaze is, I found a travel agent that offered a destination to Indonesia (lets clap your hand). I post that thing also in Kaskus, the largest Indonesian Community. Check this link, and feel free to leave a comment in my thread with the tittle “[just share] Indonesia menjadi tujuan wisata travel agent di Eropa”.

I was wondering, why my government doesnt care about this small thing. If many foreign tourist go to my country, of course it will increase our country’s income. But sometime, I think that Indonesian people so egoistic and only care with the thing that related with their own life.
No offense but let we do a self-reflection now.

I LOVE GOD


God, thanks for the chance that you gave to me. You lift me into the sky, blessing my colorful life. That was so amazing. Remembering my past THAT I was so pity and messy to face my life, you cannot count how much I feel so happy now.

I knew that I had a terrible life. Every single day that I’ve been through was so messy. Everything out of control and all my plans failed. I asked God, “What happen to my life? Is this your punishment for all my sins? The world became so awful to me. Nobody can help me but I trust you can help me. You are the reason that I breathe. Reason that I live; reason that I believe that I have a great expectation in this life.

I know this life is just a fake and I know when you are smiling even though I am crying. I never know why you blow me a soul to live in this earth. And now, how can I thank to you if you give me so much torture in my life? Where is the justice?

I know you have a better plan better than mine, and then please give me strength to face all this life. Because however I try to hide from my destiny, you’ll always catch me and give me love that healing my pain. I know you are there God.”


For my entire life, I believed that God around me and smile to give me a spirit. God, thank you to give me a hope in my love life. Thank you to give me a wonderful family now. Thank you to send me a precious girlfriend and greatfriend in my life . Thank you to give me a chance to learn about the entire life, not only science knowledge but also a quality of being humane. Thank you to reward me the greatest birthday present in my life. Things that I havent got before. God, I promise you, I will be your slave.

20 January 2010

YOU JUST NEED TO BELIEVE

Di suatu malam, layaknya seorang pasangan yang mengalami hubungan LDR (long-distance relationship), aku dan wanita itu melakukan sebuah chatting via messenger. Tujuannya tak lain dan tak bukan untuk menjaga komunikasi.

Kalimat demi kalimat muncul di layar handphone-ku. Namun ada satu pembahasan yang membuat aku terdiam, yaitu keinginannya membeli license majalah muslimah dari luar negeri. Menurutnya, di dunia ini sangat jarang dan aku pun menyadari itu.

Tanpa banyak pikir, aku pun mengiyakan hal itu untuk mendukung keinginan wanita itu. Bangga, karena itu merupakan satu hal yang jarang terbesit dan pada umumnya, banyak orang lebih memilih jalan yang banyak diambil orang lain karena takut gagal maupun alasan lainnya. Kadang terpikir, kenapa beberapa pemuda di Indonesia itu bisa digolongkan modernisation victim atau hal sejenisnya. Yang hanya mau mengikuti arus tanpa mau berpikir membuat hal baru. Ya walau dikatakan juga banyak yang berani thinking out of the box.

For you, YOU JUST NEED TO BELIEVE. Bagi yang pernah menonton film Kungfu Panda, pasti ingat akan kata-kata yang keluar dari mulut Master Shifu Ogway. Film ini cukup inspiratif dan bisa mendorong yang menontonnya untuk percaya dan yakin akan kemampuan diri sendiri. Film ini kelar disaat aku lagi merasa "goin crazy" dengan yang nama nya skripsi namun karena keyakinan dalam diri, aku bisa kembali memotivasi diri sendiri.

AYO KAMU BISA

10 January 2010

WHATEVER IT TAKES, THE FUTURE IS SO MUCH BETTER


Beberapa hari yang lalu aku baru saja menempatkan diri sebagai pembaca cerita yang baik. Untuk kesekian kali nya aku membaca cerita cinta seorang sahabat yang ditulis lewat messenger. Cerita itu ibarat lagu lama, karena dia menceritakan cerita yang kisah asli nya telah berakhir di awal tahun 2008.

Aku tidak lelah memberikan masukan yang sama dengan gaya bahasa yang berbeda. Iya, dengan cara penyampaian yang berbeda namun mempunyai makna sama. Move on mate, please.

Detik itu, dia menceritakan kehadiran orang baru namun di sisi lain dia masih tidak bisa melupakan orang lama. Come on, your past story was precious, but hold. He was your "Mr Right", but you should find another "Mr. Right" for your present and the future. Your future is so much better.

Yap, mungkin kalimat terakhir yang aku tulis juga terasa pas untuk diriku saat ini. Namun perbedaannya adalah, aku harus mengalahkan ego dan segala keinginan dalam diriku saat ini. Hari ini esok tentunya hadir dengan berjuta keinginan, namun hanya sedikit yang benar-benar kau butuhkan. Aku harus bisa mengalahkan keinginan aneh dan tak penting seperti eurotrip, “banci konser” dan hal hura-hura sejenisnya dengan berjuang saat ini. Berjuang untuk menggapai masa depan.

Aku sangat yakin,
“the future is so much better”.

09 January 2010

SOMEDAY FOR SOMEONE


Layaknya sebuah perjalanan, tentu akan ada sebuah tujuan

Layaknya sebuah perjuangan, pasti ada kemenangan

Layaknya sebuah pekerjaan, tentunya akan ada imbalan

Begitu juga dengan diri ini, sedang berjalan, berjuang dan bekerja. Untuk sebuah tujuan di masa depan

Tak hanya untuk diri sendiri dan keluarga namun juga untuk bersamanya. Untuk bersamanya.

08 January 2010

BERSYUKUR

Aku senang aku senang
Tapi bingung aku bingung
Aku senang aku senang
Tapi heran aku heran

Dan akupun bertanya
Pada semua ikan di kolam
Tidakkah kau merasa bosan di situ
Dan dia pun menjawab
Tiada bosan walau berada di tempat sekecil ini
Karna ku di sini
Setiap hari bersama Tuhanku

Dan akupun bertanya
Pada laron-laron beterbangan
Buat apa kau hidup semalam
Dan dia pun menjawab
Tiada tersia walau hanya semalam aku hidup di dunia
Karna dalam semalam aku hidup
Kusebut Tuhanku

Dan akupun bertanya
Pada semut-semut di sarangnya
Tidakkah kau mrasa lelah bekerja
Dan dia pun menjawab
Tiada lelah walau spanjang hidup aku terus bekerja
Karna setiap saat
Dalam bekerja bersama Tuhanku

Dan aku bertanya pada hatiku
Sejauh apa hidup tanpa Tuhanmu
Dan aku bertanya pada jiwaku
Selama apa hidup tanpa Tuhanmu
Dan aku bertanya pada diriku
Sekeras apa kerja tanpa Tuhanmu

Aku sangat malu ketika membaca lirik dari lagu
Fatih yang berjudul Laron Ikan Semut. Bagaimana tidak, mereka yang tidak diberi otak saja mampu berpikir untuk tidak mengeluh. Sedangkan aku sebagai manusia, yang sudah diberi banyak kenikmatan, terkadang masih suka mengeluh, menggerutu dan bahkan kufur nikmat.

Sudah sebaiknya kita untuk tidak terlalu sering melihat ke atas. Jadikan pembanding yang lebih baik dari kita itu sebagai penyemangat hidup. Dan jadikan pula pembanding yang kurang dari kita sebagai tempat untuk bersyukur dan berbagi.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmatmu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka pasti azab-Ku akan berat” (QS Ibrahim – 7)
.

AS TIME GOES BY, I GROW UP


Hampir 24 tahun yang lalu saya lahir

Belajar merangkak, belajar berjalan dan belajar mengayuh sepeda

Masa SD, mengenal pendidikan awal. Mengalami ‘bab’ di celana sebagai pengalaman yang masih terngiang hingga sekarang

Masa SMP, masa aku mengenal kehidupan dunia sebagai sebuah kompetisi

Di SMA aku menjadi anak nakal yang bermodal nekat dan sering berbohong. Pertama kali merasakan memukul dan dipukul oleh orang

Tak lama setelah itu, waktu beranjak dimana saya sering nongkrong dan keluyuran tanpa tujuan, aktif di organisasi dan sebagai masa return point

Daaaang, sidang skripsi, diceburin, wisuda dan berhak menyandang gelar Sarjana Ekonomi

Detik ini, saya duduk terpaku didepan layar laptop sebagai seorang mahasiswa S2. Bahkan tidak pernah terbayangkan akan berada di benua Eropa

Waktu berjalan sangat cepat, tidak lama lagi saya akan lulus dilanjutkan sebuah kewajiban baru yakni bekerja, menikah, menjadi seorang ayah, memiliki cucu

Dan tanpa disadari, kematian pun juga akan semakin dekat.

Kepada Yang Terindah : Senyuman-mu


Kepada Yang Terindah:
Senyuman-mu
Bintaro – Jakarta
Indonesia

Tidak banyak yang bisa kusampaikan melalui tulisan ini. Hanya bait rindu layaknya seorang lelaki pengecut yang tak berani menyampaikan perasaan secara langsung.

Eits tunggu dulu. Perbedaan waktu mungkin menjadi menghambat mengapa detik ini aku tidak melayangkan sms atau bbm kepadamu. Namun percuma, aku kangen akan senyumanmu.

Doa ku kirim kepada Yang Maha Kuasa agar aku diberi kesabaran untuk melewati dan mengatasi perasaan rindu ini.

*Maafkan hamba Ya Allah, yang selalu menyanjung makhluk ciptaanMu

07 January 2010

BERLIN, PERPADUAN METROPOLITAN DAN SEJARAH

Berlin, sebuah kota metropolitan yang menyimpan ratusan sejarah kehidupan dunia. Kisah peperangan yang berujung terkenalnya tembok Berlin. Tembok yang berdiri kokoh memisahkan Jeman Barat dan Timur cukup membuat nama kota ini terkenal di Eropa bahkan dunia.

Kota yang saat ini menjadi ibukota Jerman menyimpan sejuta pesona bagi para turis yang berkunjung. Dari budaya, sejarah dan tempat wisata membuat Berlin menarik untuk dijelajahi, baik bersama agen perjalanan, backpacker, liburan sendiri maupun berstatus pelajar di benua Eropa.

Saya, sebagai seorang pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di benua Eropa, mengambil langkah terakhir untuk mengunjungi Berlin. Kisah menjelajahi Berlin dalam waktu 3 hari ini diawali dengan pencarian kerabat asal Indonesia yang bisa dijadikan sebagai pemandu dan memanfaatkan nya untuk tempat tinggal. Untuk mendapatkan itu, saya mencarinya melalui milis PPI (Perkumpulan Pelajar Indonesia) setempat. Saya akhirnya mendapatkan tempat tinggal sekaligus pemandu yang berdomisili di wilayah Alexanderplatz.

Perjalanan saya ini bertepatan dengan liburan musim dingin, dimana kondisi siang hari lebih sebentar dibandingkan malam hari. Matahari “sedikit” bersinar dimulai pada pukul 08.30 dan terbenam pada pukul 17.00 waktu setempat. Jejak kaki pertama saya di Berlin adalah di stasiun utama kereta nya, yang lebih dikenal dengan nama Berlin Haupbanthof. Stasiun yang sangat megah ini menyiratkan secara tidak langsung keadaan kota Berlin yang cukup maju dan metropolitan. Ditempat ini pula, saya menemukan suasana yang tidak jauh berbeda dengan Mall di Jakarta karena dapat dengan mudahnya menemukan restauran cepat saji dan gerai kopi Amerika terlaris.

Setelah beristirahat sejenak, tuan rumah mengajak saya berjalan-jalan ringan menyusuri jalan yang terkenal dengan nama Unter den Linden. Jalan besar ini menghubungkan Alexanderplatz dengan Brandenburger Tor. Sepanjang jalan tersebut, saya menemui beberapa tempat yang cukup menarik untuk dibagi.

Diawali dari Weltuhr, sebuah tiang berbentuk bulat yang menandakan waktu di beberapa kota besar di dunia. Jakarta pun turut masuk dalam bagian waktu tersebut. Bagian atas tiang tersebut dapat berputar seiring perubahan jam yang terjadi di tiap wilayah.

Perjalanan menyusuri Unter den Linden dilanjutkan dengan melewati Mercedez Benz Gallery. Sebuah tempat sejenis showroom produk Mercedez Benz namun tidak melayani transaski jual beli. Ditempat ini, saya melihat beberapa produk seperti mobil, miniatur mobil, jaket dan sejarah Mercedez Benz dalam kancah otomotif dan F1.

Kemudian kami melangkahkan kaki ke sebuah tempat bernama Egyptian Museum of Berlin. Sebuah bangunan sejarah yang berisi peninggalan Mesir dan masuk ke Jerman pada masa Kaisar Freidriech Wilhem II. Sayang, ketika kami kesana, bangunan tersebut sedang tutup. Menurut cerita, apabila musim panas (summer), kolam dibelakang tempat saya berfoto akan mengeluarkan air mancur dan banyak warga Jerman yang bermain air bahkan mandi di dalam kolam tersebut.

Selepas itu, kami melanjutkan perjalanan ke Brandenburger Tor. Ini merupakan sebuah gapura yang menandakan sisa-sisa peninggalan dari Tembok Berlin yang telah dirobohkan. Ditempat tersebut, juga tampak seseorang yang berperan seolah-olah sebagai pemeriksa paspor. Hal tersebut untuk mengingatkan keadaan Jerman sewaktu Tembok Berlin masih berdiri. Pria tersebut pun menawarkan jasa cap paspor sebagai bentuk souvenir. Dengan merogoh kocek sebesar 2 Euro, kita bisa mendapatkan stempel paspor “untuk melintasi perbatasan wilayah” dan juga foto bersama petugas tersebut.

Setelah lelah berjalan, kami pun mencoba mengisi perut dengan masakan Libanon. Ternyata, bagi warga Indonesia yang tinggal di daerah Berlin, masakan Libanon ini cukup terkenal. Kami pun meluncur ke lokasi dengan menggunakan kereta. Dengan membayar 2,1 Euro untuk tiket jangka waktu 2 jam atau sebesar 6 Euro untuk jangka waktu seharian penuh, kita bisa menggunakan segala macam bentuk transportasi di dalam kota Berlin.

Setibanya di restaurant bernama El – Reda di daerah Beusselstrasse, kami pun memesan menu bernama Kubideh. Makanan yang berisi nasi beserta daging kambing dan sambal tomat ini pun kami barter dengan uang senilai 5 Euro. Atau bisa juga mencoba Lammspiess, menu seharga 7 Euro ini berisi daging kambing berbentuk sate namun tanpa tusuk. Di restaurant ini pun kami diberikan minuman teh manis hangat gratis.

Keesokan harinya, perjalanan kami mulai dengan mengunjungi gerai roti Back Factory. Disambut dengan sapaan hangat “Guten Morgen” yang berarti selamat pagi oleh pelayan gerai. Tempat ini menawarkan roti yang beraneka ragam, dari yang mungkin kita sering temui hingga yang khusus ciri khas Jerman seperti Applepie. Kami merekomendasikan beberapa pilihan lainnya seperti Croissant coklat, muffin dan Choconut. Selepas dari tempat tersebut, kami beranjak menuju tempat bersejarah bernama Check Point Charlie. Bila menggunakan subway, cukup turun di gerbang terdekat bernama Kochstrasse. ini menjadi salah satu pintu perbatasan antara Jerman Barat dengan Timur. Tempat ini cukup terkena karena menjadi gerbang masuk terbesar, dan kata “Charlie” berasal dari simbol sandi huruf C. Di wilayah ini pun, masih tersisa Tembok Berlin yang sengaja tidak dirobohkan oleh pemerintah Jerman sebagai bentuk peninggalan.

Tujuan kami selanjutnya adalah gereja yang bernama Gedächtnis Kirche. Gereja yang terletak di daerah Zoologischer Garten ini adalah salah satu bangunan yang terkena bom pada waktu Perang Dunia kedua. Karena tidak keseluruhan bangunannya hancur, di tempat ini masih sempat di jadikan tempat beribadah bagi penduduk Jerman. Pemerintah pun mengabadikan bangunan ini sebagai museum tanpa ada perubahan sedikitpun dan membangun gereja baru yang jauh lebih layak tepat di sebelah gereja lama. Melihat hal seperti itu, membuat kami kagum akan keputusan peerintah Jerman yang mampu melestarikan peninggalan sejarah dan merawatnya hingga dijadikan sebagai objek wisata para turis.

Kami pun beranjak menuju tempat tujuan berikutnya yang bernama Sony Centre. Sebuah tempat modern yang sangat elok karena permainan sinar cahaya lampu pada malam hari. Tempat ini juga kerap dikunjungi anak muda Jerman karena terdapat beberapa kafe dan juga bioskop dengan bahasa Inggris lengkap beserta subtittle nya. Tak hanya itu, apabila siang hari, bangunan yang terletak di wilayah Potsdamer Platz ini identik pula dengan perkantoran.

Setelah lelah berjalan, kami mengisi perut di restoran bernama Hot Chilli Pepper, sebuah restoran Vietnam di daerah Charlottenburg. Sesuai dengan namanya, restoran ini terkenal karena makanannya yang sangat pedas. Kami merekomendasikan menu bebek atau Ente dalam bahasa Jerman. Beruntung bagi kami yang berstatus mahasiswa, karena kami mendapat minuman gratis apapun itu, free refill untuk air mineral dan satu porsi nasi tambahan. Dengan harga tidak sampai 6 Euro tempat makan ini cukup menjanjikan, terlebih juga menyediakan berbagai macam sushi.

Perjalanan selama di Berlin tidak lengkap rasanya bila kami tidak membeli souvenir ciri khas Berlin. Beberapa barang tersebut bisa di dapatkan di daerah Unter den Linden, yang bisa dikatakan daerah para turis karena berjejer toko-toko souvenir. Beberapa benda yang ditawarkan diantaranya gantungan kunci, pajangan, miniatur beberapa tempat bersejarah, mug, kaos, postman bag, payung, kartu pos dan masih banyak lagi yang harga nya berkisar antara 3 hingga 30 Euro.

Sungguh indah berkeliling di kota Berlin. Sebuah kota yang patut dijadikan destinasi wisata di daratan Eropa selain Paris dan London. (raf/ad*)

06 January 2010

INDONESIA. JANGAN DI BENCI, JANGAN PULA (TERLALU) DIBANGGAKAN


Tulisan ini tertuang karena hasil pemikiran teman-teman saya yang merupakan orang Indonesia namun sedang bekerja ataupun menuntut ilmu di negara lain. Biasanya saya dan beberapa teman seringkali mengadakan conference baik via ym maupun skype dengan membahas hal-hal dari kurang penting hingga tidak penting (hahaha). Kami melakukan ini karena memiliki kesamaan waktu di malam hari terutama apabila sedang santai. Bahkan biasanya diikuti pula oleh seorang pria dari Indonesia, yang entah kenapa pria ini belum tidur padahal waktu Jakarta sudah dini hari. Apakah dia memang pengangguran atau kuliah tapi tidak jelas. Dua kalimat terakhir benar-benar tidak penting dan sekedar intermezzo. Sebelum saya melanjutkan tulisan ini, saya mohon maaf apabila ada pihak yang tidak berkenan karena perbandingan atas pengamatan dan hasil diskusi yang saya lakukan.

Karena seringnya intensitas diskusi tidak penting, saya sering pula akhirnya membandingkan kondisi kehidupan warga Indonesia yang tinggal di Indonesia dan tinggal di negara lain. Bahkan, beberapa jam yang lalu saya berdiskusi ringan dengan seorang kawan yang tinggal di UK untuk bekerja dan ikut istrinya yang akan melanjutkan pendidikan Master. Hasil diskusi dengan pria tersebut pun kembali menambah perbandingan yang berujung pada judul tulisan saya.

Obrolan saya dengan pria UK itu sebenarnya simpel. Bagaimana pemerintah menghargai hak orang cacat untuk beraktivitas. Saya bercerita kepada beliau, tentang hebatnya pemerintah di tempat saya tinggal sekarang. Mulai dari orang cacat yang mendapat tempat khusus untuk menonoton bola di stadion, kemudahan menikmati transportasi umum hingga kemanan berjalan di trotoar. Pria yang berprofesi sebagai arsitek itu pun menjelaskan bahwa, selama ini di Indonesia, selama dia menjalankan profesinya itu, dia dan rekan-rekan nya sesama arsitek selalu mendesain bangunan dengan memikirkan keberadaan orang cacat. Namun lebih lanjut, dia menambahkan karena beberapa faktor akhirnya hal tersebut dihilangkan.

Faktor yang dimakusd diantaranya, apabila itu proyek pemerintah, biasanya budget sudah disunat sehingga harus mengorbankan pembangunan fasilitas untuk orang cacat. Dan apabila pembangunan dilaksanakan oleh pihak swasta, mereka lebih memikirkan untuk menghemat biaya karena layanan untuk orang cacat, (menurut si pemegang proyek) akan menghambur-hamburkan uang.

Selain mengenai public service, hal yang kurang diperhatikan oleh pemerintah adalah merawat bangunan bersejarah. Saya juga sering melihat beberapa perumahan di daerah Bandung (termasuk rumah nenek saya sendiri). Perumahan tersebut banyak yang sudah berdiri sejak sebelum merdeka namun pemerintah tidak memberi perhatian lebih hingga akhirnya pemilik rumah tersebut merenovasi dengan biaya sendiri. Saya membandingkan dengan sebuah gereja di daerah Berlin, dimana gereja tersebut pernah menjadi korban pada waktu Perang Dunia Kedua tapi tetap bisa dijadikan tempat beribadah. Pemerintah Jerman pun melestarikan tempat tersebut dan menjadikan museum lalu membangun gereja baru di sebelah bangunan lama untuk dijadikan tempat beribadah.

Lebih lanjut, hal ini sudah berlangsung sejak lama dan terkadang membuat para arsitek “gondok” karena karya nya menjadi tidak sempurna. Bahkan ada beberapa dari rekan nya yang memutuskan lebih memilih berkarya di negara lain. Berhubungan dengan memilih berkarya di negara lain karena faktor apresiasi dari pemerintah, saya pernah melihat tayangan Kick Andy di sebuah stasiun TV berita Indonesia. Lalu saya dan dua orang teman dari Berlin dan Zimbabwe berdiskusi mengenai hal ini. Hingga mencapai titik bahwa rendah pula apresiasi pemerintah pada sumbangsih warga. Memang, untuk hal ini ada faktor X seperti keterbatasan kondisi keuangan dan banyak hal yang urgensi nya lebih tinggi. Namun, apabila dipikir lebih dalam, berapa banyak Indonesia telah kehilangan warganya yang mempunyai kemampuan brilian yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kemajuan negara*.

Entah, apakah pemerintah terlalu sibuk mengurus keadaan negara atau sibuk mengurus lingkungan sekitar, tapi tiga hal tersebut yang berhubungan dengan public service, bangunan bersejarah dan penghargaan terhadap ilmu ternyata sudah menjadi lagu lama yang melulu dibahas tanpa ada respon konkrit. Padahal Indonesia sudah merdeka sejak tahun 1945, jauh lebih dulu dibanding Jerman yang masih ada konflik hingga tahun 1989, namun Jerman bisa jauh lebih maju dan berkembang.

Saya tidak membenci keadaan pemerintah seperti itu, namun saya dan teman-teman generasi muda lah yang sebaiknya bisa mengubah keadaan tersebut di masa mendatang. Toh nyatanya, jika saya melihat Indomie goreng dipajang di Toko Asia di daerah Eropa, saya bangga bukan main. Sama senangnya bila mendapatkan easy money di Jakarta seperti mengawas ujian S1 di UI selama 2 jam dengan upah senilai Rp. 50.000 yang bisa digunakan untuk membeli bensin sendiri.

Mungkin pada akhirnya, semua berujung pada sebuah dilemma of happiness dimana kita bisa mendapatkan kesenangan baik hidup di Indonesia maupun diluar namun tidak secara utuh bila kita memilih salah satu nya. Akan berbeda jika kesenangan pada dua sisi tersebut kita kombinasikan pada satu wadah.

*Tulisan ini saya tulis diluar konteks nasionalisme dan pengabdian pada negara (saya tidak memasukkan kedua unsur tersebut)

02 January 2010

my trip's partner.


Ive just finished my short holiday but I dont think its such a good enough trip. I went to Berlin and Hamburg, two big city in Germany. I think, it would be great trip if I went with my special one.
Btw, mengenai perjalanan liburan kemarin, aku merasakan “tua dijalan” karena menghabiskan 12 jam perjalanan dari Paris ke Berlin dan 12 jam juga dari arah sebaliknya. Oleh sebab itu, perjalanan panjang dan memakan waktu tersebut tidak akan kita rasakan bila mempunyai partner. Daaaan 4 (empat) partner saya selama perjalanan kemarin adalah:
1. My BlackBerry
Even this is not the newest one, but I still gratitude having BB, a smartphone yang sejak saya pindah ke Perancis berubah menjadi stupidphone gara-gara sering muncul jam pasir (baca nge-hang). Namun wal au begitu, aku bisa menikmati beberapa fitur penting dari Curve-ku sejak wanita itu memiliki BB. Selama perjalanan, aku merasakan keuntungan dengan adanya BB, bisa mengusir rasa bosan dengan chat bersama anggota keluarga dan teman yang berada jauh. Dan pastinya bisa tetap berkomunikasi dengan wanita itu.
2. Tas punggung Eiger
Well actually this is not mine. Aku pinjam tas ini dari seorang teman dari Indonesia yang tinggal sekota dengan ku saat ini. Alasan menggunakan backpack adalah agar tidak perlu repot menggeret tas atau menjinjing. Namun ternyata, sisi buruknya adalah, setelah perjalanan menuju pulang, isi tas punggung tersebut bertambah dan menjadi beban sehingga tidak selincah ketika aku berangkat.
3. Buku bacaan karangan Amru Khalid.
Sejak aku mengikuti sebuah training SDM, aku sangat tertarik membaca buku karangan dari Amru Khalid. He such a good writer. Mungkin karena dia menuntut ilmu di Mesir, sehingga pengetahuan agama nya cukup luas. Walau perjalanan liburan kemarin cukup panjang, aku belum juga menyelesaikan membaca buku karangannya yang berjudul “Wahai Saudaraku, Bersabarlah!”. Tapi setidaknya, aku bisa mencicil.
4. Ipod Nano 8 GB
Ipod yang berwarna hijau ini benar-benar melengkapi liburan aku. Diisi dengan playlist kesukaanku, membuat aku cukup terhibur menghadapi perjalanan panjang, mendengar jeritan anak kecil menangis di kereta dan kebosanan menunggu datangnya kereta.