22 October 2009

cambuk bagi si perantau

Malam ini, sebelum ku mulai membaca materi kuliah, kumainkan jariku diatas keyboard laptop dan menyelami beberapa situs, salah satunya Facebook. Aku menemukan status yang bagus dari seorang kawan ta'lim ku di Jakarta. Berikut tulisannya.
"Orang pandai dan beradab tidak akan diam di kampung halaman. Tinggalkanlah negerimu dan merantaulah ke negeri orang. Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang".
(Imam Syafii)
Seketika aku langsung teringat Merantau, film terakhir yang aku tonton di Jakarta bersama teman-teman sepermainanku. Pada intro film tersebut terdapat kalimat,
"Dalam tradisi Minangkabau, setiap anak laki-laki akan pergi meninggalkan tanah kelahiran mereka dan berjalan mencari pengalaman hidup. Pengalaman hidup yang membuat nya menjadi lelaki sejati'.
(Merantau Movie)
Dua quotes itu terasa menusuk jantungku. Haru dan semangat bercampur dalam benakku. Aku merasa haru karena aku sedang mengalami kehidupan rantau dan pernah berada pada lowest point di petualangan baru ku. Namun kalimat "Berlelah-lelahlah, manisnya hidup akan terasa setelah lelah berjuang" menaikkan semangatku. Begitu juga dengan kalimat "Pengalaman hidup yang membuatnya menjadi lelaki sejati", seakan menjadi cambuk bagiku bahwa seorang pria harus kokoh dan kuat menghadapi tempaan hidup. Karena didepan masih akan ada cobaan yang jauh lebih berat terlebih setelah berkeluarga. Bangkit ki, bangkit !!

No comments:

Post a Comment